NUSANEWS.COM || Gunungkidul, 18 November 2025, Masyarakat Sumbermulyo dalam upayanya mencari keadilan menuntut lengsernya kepemimpinan Doris Setyawan sebagai kepala dukuh.
Sumbermulyo kembali ter kecewakan dengan sikap dan langkah Lurah kepek (Bambang Setiawan ).
Masyarakat menilai bahwa langkah yang ditempuh Lurah terlalu berbelit-belit, berawal dari pemerintah kelurahan membentuk tim independen sebagai puncak menyerap dan menggali fakta sebenarnya untuk mengumpulkan data dan bukti yang didapat dari masyarakat perihal kesalahan Doris Setyawan selama memimpin Pedukuhan Sumbermulyo.
Akan tetapi lurah sendiri menyatakan didepan publik hasil dari perumusan tim independen masih belum kuat sebagai dasar memberhentikan dukuh, dan masih harus kembali menempuh langkah rekonsiliasi dengan memberi kesempatan dukuh untuk mengundang masyarakat dan menanyakan kesediaan masyarakat untuk kembali dipimpinnya tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi ditengah pro kontra warga Sumbermulyo.
Sugeng Firmanto berpendapat bahwa hasil temuan bukti serta saksi pelanggaran Doris Setyawan selama memimpin Pedukuhan Sumbermulyo yang didapat dari masyarakat dengan jelas dibacakan secara detail oleh Suharyanto selaku ketua tim independen, sebenarnya sudah menjadi dasar kuat sebagai bahan pertimbangan keputusan yang akan dilakukan oleh pemerintah kelurahan memberhentikan Doris Setyawan sebagai dukuh.
Apalagi ditambah dengan pelanggaran tentang kedisiplinan kerja selama ini.
Jadi alasan peraturan dan prosedur serta regulasi yang harus dilakukan pihak pemerintah kelurahan menurut pendapat Sugeng Firmanto dan diperkuat oleh pendapat Suyono sebagai sesepuh masyarakat adalah langkah yang justru mengulur ulur waktu dan memperkeruh suasana.
Dijelaskan pula oleh Irfan yang juga merupakan salah satu tokoh masyarakat bahwa selama kurun waktu 2(dua) tahun masyarakat sudah terlalu sabar menghadapi permasalahan yang tak kunjung selesai ini.
Sementara ditempat kediamannya Doris Setyawan kepada awak media mengatakan bahwa dia tidak akan pernah mengundurkan diri dari jabatan dukuh yang disandangnya meskipun pada kenyataannya masyarakat tak lagi bersedia mengakuinya. menjawab pertanyaan tentang alasan kenapa tetap mempertahankan jabatannya, Doris Setyawan mengatakan karena ingin mengabdi kepada masyarakat, jawaban yang singkat dilontarkan Doris Setyawan tersebut jelas terasa konyol jika dihubungkan dengan keadaan yang sebenarnya bahwa masyarakat Sumbermulyo menolak mentah-mentah kepemimpinannya sebagai dukuh.
Berhasil dan tidaknya tuntutan masyarakat yang ingin melengserkan dukuh Sumbermulyo ini kunci sepenuhnya tergantung pada ketegasan sikap Lurah sebagai pemegang otoritas tegas Sugeng Firmanto saat ditemui awak media disebuah warung makan usai audensi, akan tetapi hal ini justru dibiarkan berlarut larut karena pemerintah kelurahan bukannya memprioritaskan kepentingan masyarakat akan tetapi sibuk dengan memikirkan strategi untuk mencari titik aman jika harus memenuhi tuntutan warga Sumbermulyo memberhentikan Doris Setyawan sebagai dukuh. Hal ini justru menimbulkan kesan mosi tak percaya masyarakat kepada lurah, maka jangan salahkan masyarakat jika hingga muncul sebuah pertanyaan "sebenarnya ada apa dibalik hubungan kinerja antara Lurah dengan Dukuh ?" Suasana obrolan dengan warga Sumbermulyo semakin memanas menahan kekecewaan masyarakat, namun tiba tiba terdengar celetuk warga mengatakan "sepanjang sejarah kelurahan kepek baru kali ini ada dukuh sakti " ( bukan dukun sakti), bagaimana tidak selama 2(dua) tahun diserang berbagai jurus baik dari masyarakat maupun Lurah, dukuh Doris Setyawan tetap berdiri kokoh tak terkalahkan, mendengar kalimat tersebut sontak membuat tertawa karena memang lucu jika rasakan benar.Apakah benar untuk menjatuhkan sanksi atau memberhentikan seorang dukuh harus melewati prosedur serumit yang dihadapi pemerintah kelurahan Kepek saat ini, atau memang benar dugaan warga Sumbermulyo bahwa ada hubungan tertentu dalam kinerja Lurah dengan Dukuhnya. Bener dan tidaknya semua ini hanya waktu yang menjawab.
Nn( Jay )

Social Header