NUSA NEWS.COM || TANJUNGASARI - GUNUNGKIDUL ,Menindaklanjuti intruksi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sekaligus Presiden RI terpilih 2024 saat melakukan peninjauan sumber air di Banyusuco,Universitas Pertahanan mulai melakukan survey 16 titik sumber mata air di Kabupaten Gunungkidul termasuk salah satunya sumber air Bulak Ngleses yang terletak di Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Sabtu (08/06/2024).
Tim dari Universitas Pertahanan pada pukul 15.00 WIB datang mensurvey lokasi sumber mata air Mbulak Ngleses bersama perwakilan dari Kodim 0730/GK dan didampingi Lurah Banjarejo Dwi Haryanto guna mengkroscek keberadaan sumber air tersebut.
Perwakilan dari Universitas Pertahanan Okri Oktavian menyampaikan pada hari ini kita melakukan survei sumber mata air yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Kita tadi sudah mengkroscek sumber air di daerah Balong Girisubo, Purwodadi,Tepus dan termasuk di Kalurahan Banjarejo.
"Kita hadir untuk memastikan,mengcroscek,mensurvey dahulu titik sumber air yang benar-benar mempunyai potensi untuk kemakmuran para petani kedepanya.Termasuk di Sumber mata air Mbulak Ngleses kita sudah mendapati alat berupa pompa listrik, pipanisasi yang dulunya pernah berfungi akan tetapi tidak maksimal," jelasnya.
Seperti intruksi dari Menhan pada saat kunjungan Ke Banyusuco kita diberi tugas mensurvey dan melihat langsung keberadaan sumber mata air tersebut dan juga menghitung debit dari air yang ada di dalamnya terlebih dahulu.
"Dan nantinya Pak Lurah bersama jajarannya yang membidangi untuk membuat catatan kebutuhan apa yang nantinya dibutuhkan dan secara pengajuan nanti akan di fungsikan kepada para petani seluas berapa hektar lalu langsung akan melakukan laporan dan pengkajian dan besok senin Pak Lurah diminta datang ke Kodim 0730/GK untuk menghadap guna membahas ini," imbuhnya.
Lurah Banjarejo Dwi Haryanto menjelaskan sumber air Mbulak Ngleses itu awalnya dibangun oleh pemerintah daerah dan pengelolaannya diserahkan oleh pemerintah daerah kepada pihak kelurahan Desa Banjarejo,namun karena keterbatasan dan pengelolaan itu biayanya sangat tinggi,jadi kami tidak mampu.
"Dulunya sumber ini pernah berfungsi dengan baik karena ada keterbatasan dari alat yang tidak mampu untuk mengairi jadinya sempat terhenti atau mangkrak berpuluh-puluh tahun.Dahulu dari Balai Proteksi Tanaman Pertanian (BPTP) provinsi datang ke sini untuk menghidupkan kembali mengangkat air agar bisa dipergunakan oleh para petani," jelasnya.
Pernah berfungsi dengan baik,untuk debitnya sangat tinggi sekali,pernah difungsikan untuk mengairi lahan tegalan seluas 30 hektar tapi karena operasional tinggi,karena alat mengalami kerusakan parah akhirnya mangkrak.
"Karena adanya sumber airnya sangat berpotensi maka saya hadirkanlah beliau tim dari Universitas Pertahanan untuk mensurvey yang nantinya targetnya kita akan berfungsi untuk mengairi tegalan seluas 300 hektar. Yang jelas kita fungsikan untuk memakmurkan saudara petani kita supaya dalam satu tahun ini bisa panen 2 kali,disisi lain air bisa di konsumsi langsung oleh masyarakat," terangnya.
Dijelaskan lebih lanjut hasil dari survey tadi kita secara maraton membuat permohonan sesuai kebutuhan masyarakat dari berapa luas untuk pengairannya,pipanisasi, tandon air ada berapa titik,instalasi kelistrikan untuk pompa listrik ,tempat atau gardu perawatan yang lebih utamanya nanti kita fungsikan BUMKAL dan Poktan biar berkolaborasi.
Lurah Dwi Haryanto sangat optimis dengan memanfaaatkan sumber air di Banjarejo target Kemenhan bersama Unhan untuk mengairi 300 hektar pertanian bisa direalisasikan untuk kemakmuran petani.
"Paling utama nantinya Bumkal dan Kelompok Petani (Poktan) akan berkolaborasi bersama-sama bagaimana kita mandiri untuk memfungsikan sumber mata air ini untuk kesejahteraan bersama dari cara teknis dilapangan, perawatan alat ,sampai kedepan dengan adanya bantuan dari Kementerian Pertahanan ini difungsikan dengan sebaik-baiknya, " imbuh lurah.
Red: 02.
0 Komentar