NUSA NEWS.com | Gunungkidul - Skandal percintaan 2 oknum guru di SDN Menthel 1 berakibat fatal,pasalnya perilaku kedua oknum tersebut tidak mencerminkan prilaku yang edukatif kepada muridnya.Sehinga wali murid menjadi gelisah terhadap mental anaknya.
Rasa kawatir ini disampaikan sebagian besar orang tua wali murid.Mereka sangat berharap semoga Kepala Sekolah SDN Mentel 1 bisa menjabatani supaya oknum diproses sesuai aturan yang berlaku.
"Mugiyo mawon wonten tindakan tegas saking Dinas Pendidikan lan Bapak Bupati kersane dipecat ampun dilerenke sementara .Kulo niku mesakno kaleh lare-lare ,dereng wayahe perso kedos mekaten ( Mudah-mudahan ada tidakan tegas dari Dinas Pendidikan dan Bapak Bupati supaya dipecat jangan diperhentikan sementara.Saya sangat kasihan dengan anak-anak,belum saatnya melihat seperti itu)," jelas wali murid yang enggan disebut namanya,Sabtu (27/01/2024).
Mereka juga sangat menyangkan dengan kejadian ini karena sebelum terkuak kejadian mesum dua oknum guru tersebut SDN Menthel 1 sudah menjadi sekolah favorit bagi masyarakat sekitar Tanjungsari. Berkat ketekunan guru dalam membimbing dan mengajar akhirnya satu persatu prestasi dapat diraih ,hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi sekolah dan masyarakat pun mengidolakan sehingga menjadi sekolahan favorid.
Mengenai sekolah favorit Kepala Sekolah Joni Antoro Nugroho ,A.Ma.Pd didepan awak media pada hari Rabu (24/01/2024) menyampaikan berkat kerja keras dan ketekunan guru disini sekolah ini menjadi sekolah favorit. Berbagai prestasi dan piala kita dapatkan.
"Mari kita lihat didalam almari dibelakang saya itu banyak piala ,piagam ,mendali karena karya dan prestasi dari pihak guru dan murid yang punya bakat dan cerdas, " jelasnya sambil melihatkan piala yang dipajang didalam almari.
Ditempat terpisah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul, Nunuk Setyowati, menjelaskan bahwa pihaknya segera mengambil tindakan dengan memanggil kedua guru yang terlibat untuk klarifikasi.
“Kedua oknum guru, yang berstatus Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), mengaku khilaf setelah kita klarifikasi,” ujarnya.
Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul tidak tinggal diam dan telah menonaktifkan kedua guru tersebut.
“Kami sudah melaporkan kejadian ini ke pembina kepegawaian untuk tindak lanjut lebih lanjut,” tegas Nunuk Setyowati.
Dalam pengakuan mereka, dua oknum guru tersebut menyatakan bahwa perbuatan asusila itu merupakan kali pertama dan mereka menyesali tindakan tersebut. Meski demikian, orangtua siswa yang menjadi saksi langsung mendesak agar kedua oknum guru dipecat dari sekolah.
Untuk membantu siswa yang terlibat dalam insiden ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul akan memberikan pendampingan psikologi kepada ketiga siswa yang menjadi saksi.
“Kita akan memberikan pendampingan psikologi bagi 3 siswa yang mengetahui kejadian tersebut,” kata Nunuk Setyowati,Jum'at (26/01/2024).
Ironisnya, insiden ini mencuat setelah siswa yang menjadi saksi menceritakan kejadian tersebut kepada orang tua mereka. Pihak sekolah berupaya menangani kasus ini dengan serius demi menjaga lingkungan belajar yang aman dan nyaman.
Red: awan
0 Komentar