Jacob Ereste : Jurnalis senior
NUSA NEWS.com || Jakarta- Kemahira adalah sekumpulan anak muda yang resah terhadap zaman yang harus mereka hadapi dengan segenap catut-marut yang sulit dipahami, apalagi hendak diatasi dengan klaim generasi Z yang mampu menghadapi beragam macam tantang tersebut. Sikap arogan generasi Z ini pula yang mendorong Kemahira mendeklarasikan Generasi Spiritual For All, seperti landasan sikap mereka yang menaruh perhatian pada masalah sosial berbarengan, karena memang Kemahira terdiri dari beragam latar belakang budaya, agama maupun aktivitas pekerjaan serta pendidikan yang umumnya baru menyelesaikan studi di perguruan tinggi.
Klaim generasi Z satu-satunya yang mampu mengatasi ragam masalah yang carut marut pada hari ini, bagian dari kepongahan
generasi jaman naw, yang sangat naib untuk mengabaikan generasi kemarin yang telah menghantar generasi masa kini masuk pada hari ini dengan segenap kekiniannya yang rumit. Karena itu pula Generasi Spiritual for All (untuk semua) semakin sadar terpanggil untuk mengambil bagian tanggung jawab yang tidak boleh membiarkan generasi jaman naw terus hanyut dengan sikap pongahnya yang sungguh tidak lebih cerdas itu, bila saja tidak bisa disebut dungu seperti yang acap dilontarkan Ricky Gerung dalam aksentuasinya yang sinis.
Karena itu, sejak dideklarasikan dalam lingkungan yang terbatas, generasi spiritual yang dilahirkan bersama Kamahira dengan bimbingan GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) yang dibesut Sri Eko Sriyanto Galgendu mulai melakukan kajian serta pengembangan bersama dengan melakukan pendekatan diri kepada alam dsn lingkungan serta komunitas budaya dan seni seperti mengunjungi Pasar Seni Ancol dan melakukan dialog bersama Taufik Rahzen serta maestro pelukis hitam putih Paul Madiun.
Relevan dengan rencana pesta budaya empat tahunan yang sudah dirintis Taufik Rahzen sejak tahun 2016 lalu, pelaksanaan yang ketiga pada tahun 2024 yang sudah mulai dipersiapkan ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2024 di berbagai tempat dsn daerah.
Program 4 tahunan yang sidah dimulai pada tahun 2016. Jadi acara 4 tahunan yang akan dimulai pada Juni 2024 adalah yang pelaksanaan acara 4 tahunan yabg ketiga, ujar Taufik Rah Zen, saat ngobrol santai di Pasar Seni Ancol.
Jadi untuk acara pameran seni demi Indonesia (Pandemi) itu dahulu dimulai saat Indonesia dilanda pandemi pada beberapa tahun silam, ujar Taufik Rahzen menjelaskan saat bincang-bincang di Pasar Seni Jaya Ancol, Senin, 4 Maret 2024. Selaku pegiat seni dan budayawan, Taufik Rahzen memang sudah bergiat sejak semasa studi di Yogyakarta pada tahun 1980-an.
Sebagai kurator Pasar Seni Jaya Ancol, Taufik Rahzen memberi peluang kepada Pemimpin Spiritual Nusantara, Sri Eko Sriyanto Galgendu untuk memakai Pasar Seni Jaya Ancol membuat berbagai acara seperti yang sudah rutin dilakukan GMRI, Forum Lintas Agama maupun Forum Negarawan serta Forum Indonesia Damai yang terus aktif mengikuti dan mengamati pergolakan politik di tanah air, utamanya terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024 yang sangat potensial menimbulkan kerusuhan serta terpecah belah nya persatuan dan kesatuan segenap warga bangsa Indonesia.
Dalam upaya itu pula, Taufik Rahzen akan melakukan pemberdayaan masyarakat -- utamanya dari bidang pendidikan sedang mempersiapkan penyelenggarakan pentas seni dan budaya di atas kapal laut sambil berlayar dari satu daerah ke daerah yang lain di Indonesia. Dari acara pentas seni dan budaya sambil berlayar itu, sangat diharap terjadinya perkenalan serta pertukaran seni dan budaya dari suku bangsa Nusantara yang telah disatukan dalam satu wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Kecuali itu, nilai-nilai spiritual dan pluralitas sebagai bagian dari kejayaan budaya suku bangsa Nusantara akan segera menandai bangkitnya peradaban manusia dalam setiap siklus 7 abad, imbuh Sri Eko Sriyanto Galgendu yang juga sedang mempersiapkan pertemuan akbar persaudaraan keagamaan dari bangsa-bangsa di Indonesia dalam waktu dekat.
Menurut Taufik Rahzen, fenomena dari kebangkitan orang-orang Kalang semakin kuat meyakinkan jika sekarang tengah terjadi perubahan besar itu, seperti yang pernah terjadi pada masa kejayaan Nusantara dengan kehadiran Wangsa Sanjaya yang terus berlanjut pada masa Wangsa Syailendra.
Diskusi informal ini pun merambah pada proses kreatif seorang seniman yang dipresentasikan oleh pelukis maestro Paul Madiun sejak memasuki habitat kesenian yang salah ingin masuk jurusan seni musik, tapi justru keblasuk diatas kanvas seni lukis. "Padahal, seni lukis itu tidak ada teorinya. Jadi berbeda dengan seni musik yang bisa dipelajari karena ada tuntunan akademisnya", dedah Paul Madiun berkisah di galerinya yang sedang memajang lukisan wajah AA. Nafis, wajah seorang sastrawan asal Sumatra Barat yang akan ikut dipamerkan di forum internasional.
Pameran level dunia itu memang dilaksanakan untuk seniman kelahiran 100 tahun lalu. Seperti Sitor Situmorang, dan tahun berikut akan disusul oleh Pramudya Ananta Toer.
Artinya, seniman Indonesia justru mendapat apresiasi serta penghormatan yang sangat bergengsi dari bangsa asing, ketimbang dari bangsanya sendiri.
Richardo dan Nabila selaku motor penggerak Kamaira bersama sejumlah anggota semakin intens melalukan studi komparasi sekaligus observasi setelah dilakukan di Setu Leuwi Benjol, Gunung Pancar, Jawa Barat pekan lalu, 26 Februari 2024 lalu, kini menapaki babak pendalaman seluk beluk laku spiritual dengan bimbingan serta pendalaman lewat Sri Eko Sriyanto Galgendu dalam upaya dan usaha mempercepat proses kebangkitan dan kesadaran serta pemahaman spiritual untuk menjawab tantangan jaman.
Pasar Seni Jaya Ancol, 4 Maret 2024
0 Komentar